Jangan Lakukan Hal ini Pada Saat Wawancara Kerja
Wawancara kerja merupakan tahap penting yang menentukan apakah seseorang layak diterima di sebuah perusahaan. Meski terlihat sederhana, banyak pelamar yang gagal bukan karena kurangnya kemampuan, melainkan karena melakukan kesalahan kecil saat wawancara. Hal-hal seperti cara berbicara, sikap tubuh, hingga kurangnya persiapan sering kali menjadi penentu keberhasilan dalam proses seleksi kerja. Oleh karena itu, memahami dan menghindari kesalahan umum dalam wawancara sangat penting untuk meningkatkan peluang diterima.
1. Kurang Prepare Sebelum Wawancara Kerja
Salah satu kesalahan paling umum adalah datang tanpa persiapan matang. Banyak pelamar berpikir bahwa wawancara hanya tentang menjawab pertanyaan, padahal pewawancara juga menilai seberapa besar usaha dan keseriusan kandidat terhadap posisi yang dilamar.
Kurangnya persiapan bisa terlihat dari cara menjawab yang tidak relevan atau ketidaktahuan tentang profil perusahaan. Pewawancara akan mudah menilai apakah kamu benar-benar memahami bidang pekerjaan tersebut. Untuk menghindarinya, lakukan riset sebelum wawancara seperti, Mengenal visi dan misi perusahaan, Memahami deskripsi pekerjaan dan kualifikasi yang dibutuhkan, Menyiapkan contoh pengalaman relevan yang menunjukkan kemampuanmu. Persiapan yang baik menunjukkan profesionalisme dan ketertarikan serius terhadap posisi yang dilamar.
2. Terlalu Grogi atau Tidak Pede (Percaya Diri)
Rasa gugup adalah hal wajar, tetapi jika berlebihan dapat menurunkan kualitas penampilan saat wawancara. Pelamar yang terlalu cemas cenderung berbicara terbata-bata, menghindari kontak mata, atau bahkan salah menjawab pertanyaan sederhana. Hal ini dapat menimbulkan kesan bahwa kamu tidak siap menghadapi tekanan kerja.
Untuk mengatasinya, penting melatih diri sebelum wawancara. Cobalah berlatih berbicara di depan cermin atau minta bantuan teman untuk melakukan simulasi wawancara. Tarik napas dalam sebelum masuk ruangan dan tetap tenang saat menjawab pertanyaan.
Kepercayaan diri dapat dibangun dengan mengenal kekuatan diri sendiri. Ketika kamu tahu apa yang bisa ditawarkan kepada perusahaan, rasa gugup perlahan akan berkurang dan berganti dengan keyakinan.
3. Memberikan Jawaban Terlalu Biasa/Umum
Kesalahan lain yang sering dilakukan pelamar adalah memberikan jawaban yang terlalu umum atau klise. Contohnya, ketika ditanya tentang kelebihan, banyak yang menjawab “rajin” atau “pekerja keras” tanpa memberikan bukti nyata. Jawaban seperti ini tidak memberikan gambaran yang kuat tentang kepribadian dan kemampuanmu.
Pewawancara lebih menghargai jawaban yang spesifik dan berdasarkan pengalaman. Misalnya, alih-alih mengatakan “Saya pekerja keras,” lebih baik jelaskan, “Saya terbiasa menyelesaikan proyek sebelum tenggat waktu dengan membuat jadwal kerja detail setiap hari.”
Jawaban yang konkret menunjukkan kemampuan analisis dan pengalaman nyata, dua hal yang sangat dicari oleh perekrut.
4. Terlalu Banyak Bicara atau Justru Banyak Diemnya (Pasif)
Wawancara adalah kesempatan untuk menunjukkan kepribadian dan kemampuan berkomunikasi. Namun, ada dua kesalahan ekstrem yang sering terjadi, yaitu berbicara terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Berbicara berlebihan dapat memberi kesan arogan atau tidak fokus, apalagi jika pelamar sering menyela pewawancara. Sebaliknya, terlalu pasif membuat kamu terlihat kurang antusias dan tidak percaya diri. Keseimbangan antara mendengar dan berbicara adalah kunci dalam berinteraksi.
Cobalah menjawab dengan ringkas namun padat, dan gunakan contoh yang relevan untuk mendukung jawabanmu. Dengarkan setiap pertanyaan dengan saksama agar respons yang diberikan sesuai konteks. Pewawancara akan menghargai kandidat yang bisa berkomunikasi dengan jelas dan terarah.
5. Sikap Tubuh yang Kurang Tepat
Bahasa tubuh sering kali berbicara lebih keras daripada kata-kata. Banyak pelamar yang tidak menyadari bahwa sikap tubuh mereka bisa memberi kesan negatif di mata pewawancara. Misalnya, duduk membungkuk, tidak melakukan kontak mata, atau memainkan jari terus-menerus dapat diartikan sebagai tanda tidak percaya diri atau tidak serius.
Sikap tubuh yang baik mencerminkan kepercayaan diri dan profesionalitas. Jaga postur tegak saat duduk, lakukan kontak mata secukupnya, dan tersenyum sewajarnya. Hindari gerakan yang terlalu banyak agar tidak terlihat gelisah.
Ketika berjabat tangan, lakukan dengan tegas namun tidak berlebihan. Bahasa tubuh yang positif akan memperkuat kesan baik selama wawancara dan membuat pewawancara lebih nyaman berinteraksi denganmu.
6. Lupa Mengajukan Pertanyaan kepada Pewawancara
Banyak pelamar menganggap wawancara hanya sebatas menjawab pertanyaan, padahal sesi ini juga menjadi kesempatan untuk menunjukkan ketertarikan terhadap perusahaan. Tidak mengajukan pertanyaan sama sekali bisa dianggap sebagai tanda kurang antusias atau tidak memiliki rasa ingin tahu.
Ajukan pertanyaan yang relevan dan menunjukkan minat seperti, Bagaimana budaya kerja di perusahaan ini, Apa tantangan utama dalam posisi yang saya lamar, Bagaimana peluang pengembangan karier bagi karyawan.


